Subscribe Us

Breaking News

Pemerintah Didorong Percepat Pemanfaatan Teknologi Pengolahan Air di Tengah Meluasnya Krisis Air Bersih



FORMOSA NEWS - Medan — Dampak musim kemarau berkepanjangan akibat fenomena El Niño semakin dirasakan oleh masyarakat di berbagai daerah, khususnya terkait keterbatasan air bersih. Kondisi ini memicu dorongan dari berbagai pihak agar pemerintah segera menerapkan teknologi desalinasi dan pengolahan air limbah sebagai langkah strategis jangka panjang.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat penurunan signifikan curah hujan di sejumlah wilayah seperti Nusa Tenggara Timur, sebagian Jawa Timur, serta Kalimantan. Hal ini menyebabkan ribuan warga mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti air minum dan sanitasi.

Menurut Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, penyaluran air bersih dengan armada mobil tangki sudah dilakukan sebagai upaya tanggap darurat. Namun ia menegaskan pentingnya solusi berkelanjutan.

“Distribusi air bersih melalui tangki hanya bisa mengatasi masalah sementara. Kita memerlukan sistem pengolahan air yang terintegrasi dan berkelanjutan, terutama di daerah-daerah yang kerap mengalami kekeringan,” ujar Suharyanto dalam pernyataannya.

Lembaga riset BRIN juga menilai bahwa pemanfaatan teknologi desalinasi harus menjadi prioritas, mengingat banyaknya wilayah kepulauan yang memiliki keterbatasan sumber air tawar. “Meski membutuhkan investasi besar, teknologi ini bisa menjadi solusi jangka panjang yang efektif,” kata Dr. Intan Pratiwi, peneliti BRIN.

Organisasi masyarakat sipil turut mendesak kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta dalam mengembangkan teknologi pengolahan air berbasis energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Karena musim kering diperkirakan akan terus berlangsung hingga Oktober 2025, percepatan kebijakan pengelolaan air bersih dianggap sangat krusial untuk menjaga kesejahteraan masyarakat di daerah terdampak.

Tidak ada komentar