Universitas Negeri Makassar Gelar Pelatihan Guru Kimia di Takalar: Dorong Keseimbangan Emosional dan Kelas Inklusif

FORMOSA NEWS - Takalar - Universitas Negeri Makassar (UNM) melalui tim dosennya menyelenggarakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang didanai oleh PNBP Program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Kegiatan ini mengangkat tema “Pelatihan Berbasis Komunitas Guru (CoP): Kolaborasi untuk Keseimbangan Emosional dan Dinamika Kelas yang Inklusif.”

Pelatihan ini diikuti oleh sekitar 30 guru Kimia SMA/MA se-Kabupaten Takalar yang selama ini menjadi ujung tombak pembelajaran sains di tingkat satuan pendidikan.

Ketua panitia pelaksana PKM, Prof. Dr. Sudding, M.S., menjelaskan bahwa kegiatan ini berangkat dari kepedulian terhadap tantangan psikososial dan pedagogis yang dihadapi para guru Kimia di lapangan.

“Kami menemukan bahwa banyak guru memiliki kapasitas akademik yang baik, tetapi belum mendapatkan pelatihan yang memadai dalam hal pengelolaan emosi siswa dan penciptaan iklim kelas yang inklusif. Padahal, dua aspek ini sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar,” ujar Prof. Sudding.

Ia menambahkan bahwa pelatihan ini tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga praktis dan kontekstual. Peserta dilatih untuk mengenali dinamika emosional siswa, mengelola konflik kecil di kelas, hingga menyusun rencana pembelajaran yang berpihak pada keberagaman.

“Kami menggunakan pendekatan komunitas praktik agar pelatihan ini tidak berhenti sebagai kegiatan sesaat, melainkan menjadi gerakan kolaboratif yang berkelanjutan antarguru,” tambahnya.

Dampak dari pelatihan ini sangat dirasakan oleh para peserta. Selain memperoleh pemahaman baru mengenai pentingnya keseimbangan emosional dalam pembelajaran, para guru juga membentuk kelompok community of practice yang akan melanjutkan diskusi, refleksi, dan pengembangan strategi pembelajaran secara rutin. Komunitas ini diharapkan menjadi pusat inovasi pembelajaran Kimia yang humanis dan responsif terhadap kebutuhan siswa.

Salah satu peserta, Putri Rahayu, mengungkapkan bahwa pelatihan ini berbeda dari yang pernah ia ikuti sebelumnya.

“Biasanya pelatihan hanya fokus pada konten pembelajaran. Tapi di sini, kami diajak merenung, berdiskusi, dan langsung mempraktikkan cara menciptakan kelas yang lebih nyaman bagi siswa. Saya merasa lebih siap secara emosional dan profesional,” ujarnya.

Melalui kegiatan PKM ini, UNM kembali menunjukkan komitmennya dalam menjembatani dunia pendidikan tinggi dengan kebutuhan nyata di sekolah. Kolaborasi antara dosen, guru, dan pemerintah daerah menjadi bagian dari kontribusi nyata dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif, peduli, dan adaptif terhadap perubahan zaman.