Subscribe Us

Breaking News

Indonesia Perkuat Kepentingan Strategis di Kawasan Pasifik

Dialog Bisnis. Sumber Source: https://jakartaglobe.id/context/indonesia-hosts-indopacific-forum-to-boost-cooperation-between-regional-stakeholders

FORMOSA NEWS - Jayapura, 20 Maret 2024 – Indonesia terus memperkuat hubungan diplomatik dan kerja sama dengan negara-negara di kawasan Pasifik sebagai bagian dari kepentingan nasional yang mengutamakan stabilitas, kemakmuran, dan perdamaian di kawasan tersebut. Hal ini disampaikan dalam hasil penelitian Mariana Erny Buiney dan Meyland Sabinna Fenescha Wambrauw dari Universitas Cenderawasih, yang dipublikasikan dalam Jurnal Multidisiplin Madani (MUDIMA), Volume 4, No. 3, Maret 2024. Langkah ini merupakan implementasi dari prinsip politik luar negeri bebas aktif serta upaya memperkuat eksistensi Indonesia di tengah dinamika global.

Kerja sama Indonesia dengan negara-negara Pasifik telah berlangsung sejak 1974 ketika Indonesia membuka perwakilan diplomatik di Fiji. Hingga kini, tercatat 12 negara Pasifik menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia, termasuk Papua Nugini, Tuvalu, Tonga, Vanuatu, dan Kiribati. Indonesia juga aktif dalam forum kawasan seperti APEC, PIF, MSG, SWPD, dan PIDF.

Langkah diplomasi ini tidak hanya bersifat simbolik, melainkan konkret melalui pelatihan, bantuan teknis, pembangunan kapasitas sumber daya manusia, dan dukungan pendanaan untuk sektor seperti perikanan, pendidikan, seni budaya, serta tata kelola pemerintahan yang baik. Dari 1999 hingga 2016, Indonesia telah menjalankan 182 program kerja sama bagi 1.457 peserta dari negara-negara Pasifik.

Melalui Direktorat Kerja Sama Teknik Kementerian Luar Negeri, Indonesia menggelar berbagai pelatihan internasional seperti pengelolaan ekowisata, energi terbarukan, teknologi perikanan, dan manajemen risiko bencana. Bahkan, program Pacific Elevation diluncurkan di Auckland pada 2019 sebagai bentuk peningkatan hubungan dan keterlibatan Indonesia di kawasan tersebut.

Indonesia juga membentuk forum seperti Indonesia-Pacific Forum for Development (IPFD) yang membahas pengembangan ekonomi dan sumber daya manusia, termasuk pelatihan UMKM, pemberdayaan perempuan, dan pengurangan risiko bencana. IPFD tahun 2022 di Bali dihadiri oleh 17 negara dan teritori Pasifik, serta lima negara undangan.

Namun demikian, hubungan dengan beberapa negara Pasifik juga diwarnai tantangan, terutama terkait isu Papua. Beberapa negara seperti Vanuatu dan Solomon Islands menyuarakan dukungan terhadap gerakan separatis Papua melalui forum internasional seperti MSG dan PBB. Untuk meresponsnya, Indonesia memperkuat kehadiran dalam forum MSG sebagai anggota asosiasi sejak 2015 dan menegaskan bahwa isu tersebut merupakan urusan domestik.

Kebijakan Look East Policy yang digagas pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan dilanjutkan oleh Presiden Joko Widodo menjadi landasan utama dalam mempererat hubungan dengan negara-negara Melanesia. Presiden Jokowi menekankan diplomasi ekonomi dan pro-rakyat, termasuk peningkatan kerja sama bilateral di bidang pertahanan, pendidikan, dan bantuan kemanusiaan.

Sebagai contoh, Indonesia dan Fiji menandatangani kerja sama pertahanan pada 2017. MoU lain juga mencakup pemberantasan kejahatan lintas negara, termasuk terorisme, perdagangan manusia, dan kejahatan siber. Indonesia juga mengirimkan perwira penghubung pertahanan ke negara-negara Pasifik serta menyelenggarakan pelatihan penjaga perdamaian bersama.

Penyelenggaraan Pacific Exposition pada 2019 dan 2021 menjadi salah satu pencapaian strategis Indonesia dalam mempromosikan perdagangan, investasi, dan pariwisata. Kegiatan ini mencatatkan nilai transaksi yang meningkat hingga 30% pada gelaran keduanya. Kegiatan ini sekaligus menjadi sarana membangun citra positif Indonesia di tengah kritik isu HAM di Papua.

Fiji, New Zealand, dan Cook Islands termasuk negara-negara Pasifik yang menunjukkan respons positif dan aktif menjalin kerja sama bilateral dengan Indonesia. Di sisi lain, Indonesia juga menggencarkan program kerja sama teknik untuk negara berkembang (KTNB) yang bertujuan membangun saling pengertian dan kepercayaan.

Indonesia menegaskan bahwa kerja sama kawasan Pasifik bukan hanya bersifat strategis, tetapi juga kultural dan historis, mengingat kedekatan geografis serta akar budaya Melanesia yang sama dengan wilayah timur Indonesia. Oleh karena itu, kerja sama ini diproyeksikan akan terus berlanjut sebagai bagian dari upaya menjaga kedaulatan, memperluas pasar ekspor, serta memperkuat pengaruh Indonesia di kancah internasional.

Tidak ada komentar