Riset dari STUST Taiwan menunjukkan bahwa algoritma Random Forest mampu memprediksi pergerakan Bitcoin! Simak hasilnya di sini!
Formosa News- Indonesia/Taiwan Dalam dunia kripto yang penuh gejolak, menentukan kapan waktu terbaik untuk membeli atau menjual Bitcoin bukanlah hal mudah. Namun, penelitian terbaru dari Genesis Sembiring Depari dari Universitas Pelita Harapan dan Jen-Peng Huang dari Southern Taiwan University of Science and Technology membawa angin segar bagi para trader.Selain itu, hasil penelitian ini dipublikasikan di Jurnal Internasional terindex SCOPUS Q3.
Melalui pendekatan data mining, mereka membandingkan tiga algoritma kecerdasan buatan — Support Vector Machine (SVM), Deep Learning, dan Random Forest — untuk memprediksi arah pergerakan harga Bitcoin. Hasilnya, Random Forest muncul sebagai algoritma paling akurat dengan tingkat keberhasilan mencapai 70,5 persen.
Riset Gunakan 26 Faktor Penentu Harga
Penelitian ini menganalisis 26 variabel internal dan eksternal seperti volume transaksi, hash rate, hingga indeks ketidakpastian kebijakan ekonomi dari Amerika Serikat dan Inggris. Data diperoleh secara harian antara tahun 2017 hingga 2019.
Menurut Depari, faktor paling berpengaruh terhadap harga Bitcoin adalah volume perdagangan dan ukuran API blockchain. “Menariknya, faktor seperti hari dalam seminggu atau akhir pekan tidak memberikan pengaruh signifikan,” ujarnya.
Performa Algoritma: Deep Learning Juga Andal
Meskipun Random Forest unggul secara keseluruhan, Deep Learning memiliki performa lebih baik dalam memprediksi tren positif dengan akurasi mencapai 74 persen. Sementara itu, SVM menunjukkan efisiensi waktu paling tinggi, tapi akurasinya terendah.
Algoritma | Akurasi | Waktu Proses | Prediksi Positif |
---|---|---|---|
Support Vector Machine | 64,0% | 3 jam 17 mnt | 69,1% |
Deep Learning | 64,4% | 1 jam 38 mnt | 74,0% |
Random Forest | 70,5% | 5 jam 47 mnt | 70,6% |
Implikasi untuk Trader Kripto
Penelitian ini memberikan panduan praktis untuk pengambilan keputusan. Ketika volume transaksi meningkat dan ukuran blockchain membesar, ini bisa menjadi sinyal naiknya harga Bitcoin. Selain itu, kebijakan ekonomi Amerika Serikat juga terbukti memiliki pengaruh kuat terhadap harga kripto ini.
Kesimpulan
Penelitian ini menegaskan bahwa kombinasi machine learning dan pemilihan variabel yang tepat dapat membantu memprediksi arah harga Bitcoin dengan lebih baik. Dengan begitu, trader dapat lebih percaya diri menyusun strategi beli atau jual.
“Kami harap riset ini menjadi dasar pengembangan sistem rekomendasi otomatis untuk investor kripto.” – Genesis Sembiring Depari
Laporan ini berdasarkan publikasi di jurnal Review of Integrative Business and Economics Research, Volume 10, hasil kolaborasi Jen-Peng Huang dan Genesis Sembiring Depari dari Southern Taiwan University of Science and Technology dan Universitas Pelita Harapan, Indonesia.
Tidak ada komentar