Cara Mengatasi Perasaan Overwhelmed Dalam Dunia Akademik

Godday
By -
0



FORMOSA NEWS-Menghadapi dunia akademik yang penuh tuntutan seringkali dapat membuat seseorang merasa overwhelmed. Perasaan ini muncul ketika seseorang merasa kesulitan untuk mengimbangi banyaknya tugas, ujian, dan berbagai tekanan lainnya yang datang secara bersamaan. Dalam dunia yang semakin kompetitif ini, mahasiswa sering kali merasa harus selalu tampil baik, tidak hanya dalam hal akademik tetapi juga dalam aspek sosial dan organisasi. Tidak jarang, beban yang semakin besar ini dapat mengarah pada stres yang berlebihan, kecemasan, bahkan kelelahan fisik dan mental.

Namun, penting untuk diingat bahwa perasaan overwhelmed adalah hal yang normal dan bisa dialami oleh siapa saja, baik mahasiswa baru maupun yang sudah lebih berpengalaman. Menghadapinya dengan cara yang tepat adalah kunci untuk tetap bisa mengelola beban akademik tanpa mengorbankan kesehatan mental dan fisik. Artikel ini akan membahas berbagai cara untuk mengatasi perasaan overwhelmed dalam dunia akademik dengan pendekatan yang holistik dan berfokus pada keseimbangan hidup.


Pada dasarnya, perasaan overwhelmed sering kali muncul ketika kita merasa tidak memiliki kontrol terhadap situasi yang sedang dihadapi. Beban tugas yang menumpuk, tenggat waktu yang ketat, dan ujian yang semakin mendekat bisa menciptakan tekanan mental yang sangat besar. Untuk itu, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengubah perspektif terhadap tugas-tugas akademik tersebut. Alih-alih melihatnya sebagai beban yang tidak teratasi, penting untuk memandangnya sebagai tantangan yang bisa diselesaikan satu per satu. Dengan cara ini, kita tidak merasa dibanjiri oleh seluruh tugas sekaligus, melainkan dapat fokus pada satu hal pada satu waktu, yang pada gilirannya dapat mengurangi perasaan tertekan.


Salah satu cara yang paling efektif untuk mengurangi perasaan overwhelmed adalah dengan mengatur waktu dengan bijak. Ketika menghadapi banyaknya tugas dan ujian, mengatur waktu dengan baik sangat penting untuk memastikan kita bisa menyelesaikan semuanya dengan maksimal. Meskipun terdengar sederhana, banyak mahasiswa yang sering kali gagal dalam mengatur waktu mereka. Tidak jarang, mereka menunda-nunda pekerjaan atau merasa kesulitan ketika dihadapkan pada tenggat waktu yang semakin dekat. Oleh karena itu, membuat jadwal yang realistis adalah langkah pertama untuk mengatasi perasaan overwhelmed.


Membuat jadwal harian atau mingguan yang jelas dan terperinci membantu kita untuk memecah tugas besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Ini memberikan rasa pencapaian setiap kali kita berhasil menyelesaikan bagian kecil dari tugas tersebut. Jadwal juga membantu kita untuk mengatur waktu dengan lebih efektif, sehingga kita bisa memberi perhatian yang cukup untuk setiap tugas dan kegiatan yang kita lakukan. Dengan begitu, perasaan overwhelmed dapat berkurang karena kita tahu apa yang harus dilakukan dan kapan melakukannya. Selain itu, penting untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri jika terkadang ada hal yang tidak tercapai sesuai rencana. Yang terpenting adalah tetap berusaha dan menyesuaikan jadwal bila diperlukan.


Selain mengatur waktu, hal lain yang tidak kalah penting adalah mengelola prioritas dengan bijak. Dalam dunia akademik, seringkali kita dihadapkan pada banyak tugas yang membutuhkan perhatian secara bersamaan. Salah satu cara untuk menghadapinya adalah dengan memprioritaskan tugas yang paling mendesak atau yang memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi. Tugas-tugas yang tidak begitu mendesak atau yang lebih mudah dapat dikerjakan setelah tugas-tugas utama selesai. Dengan cara ini, kita bisa mengurangi tekanan dan merasa lebih terkendali. Salah satu cara untuk memprioritaskan adalah dengan membuat daftar tugas dan memberi tanda pada setiap tugas berdasarkan urgensinya. Menyelesaikan tugas-tugas penting terlebih dahulu akan memberikan rasa pencapaian dan mengurangi rasa cemas.


Mengambil waktu untuk diri sendiri juga sangat penting dalam mengatasi perasaan overwhelmed. Ketika kita terjebak dalam rutinitas akademik yang padat, kita cenderung melupakan pentingnya istirahat. Padahal, istirahat yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Tidur yang cukup, makan dengan baik, dan beristirahat sejenak dari tugas-tugas yang ada dapat memberikan efek yang luar biasa untuk mengembalikan energi dan fokus. Beberapa orang merasa bahwa mereka harus terus bekerja tanpa henti untuk menyelesaikan segala sesuatunya, tetapi ini justru bisa berbalik merugikan. Stres yang berlebihan tanpa waktu untuk bersantai dapat membuat kita semakin merasa overwhelmed dan menurunkan produktivitas.


Olahraga juga merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk mengurangi stres dan meningkatkan mood. Aktivitas fisik seperti berlari, berjalan kaki, atau bahkan yoga bisa membantu melepaskan ketegangan yang ada pada tubuh dan pikiran. Olahraga meningkatkan produksi endorfin, yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan, sehingga membantu kita merasa lebih rileks dan segar. Berolahraga juga bisa memberikan waktu untuk melepaskan diri dari tuntutan akademik sejenak dan fokus pada diri sendiri. Dengan memasukkan olahraga ke dalam rutinitas harian, kita tidak hanya menjaga kesehatan fisik, tetapi juga mengurangi stres mental yang dapat muncul akibat tekanan akademik.


Selain itu, berbicara dengan orang lain juga merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengatasi perasaan overwhelmed. Terkadang, kita merasa lebih baik setelah berbicara dengan teman atau keluarga tentang apa yang sedang kita rasakan. Mereka bisa memberikan perspektif yang berbeda dan menawarkan dukungan yang kita butuhkan. Bercerita kepada teman-teman sekelas atau rekan organisasi yang juga sedang menghadapi tekanan akademik serupa bisa membantu kita merasa tidak sendirian. Seringkali, berbagi pengalaman dengan orang lain bisa mengurangi beban emosional dan memberi kita ruang untuk merasa lebih lega.


Tidak hanya itu, mencari dukungan profesional juga sangat penting. Jika perasaan overwhelmed terus-menerus mengganggu kita dan mulai mempengaruhi kualitas hidup, penting untuk mencari bantuan dari seorang konselor atau psikolog. Banyak kampus menyediakan layanan konseling bagi mahasiswa yang membutuhkan dukungan mental. Berkonsultasi dengan seorang profesional bisa memberikan kita wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana cara mengelola stres dan perasaan tertekan. Terkadang, perasaan overwhelmed berasal dari ketidakmampuan untuk mengelola tekanan secara efektif, dan seorang konselor bisa membantu kita untuk menemukan cara-cara yang lebih baik untuk menghadapinya.


Selain itu, penting untuk berlatih self-compassion, atau rasa kasih sayang terhadap diri sendiri. Banyak mahasiswa yang merasa tertekan karena mereka merasa bahwa mereka harus selalu sempurna dalam segala hal. Namun, kenyataannya, tidak ada yang sempurna, dan setiap orang pasti mengalami kesulitan dalam hidup mereka. Ketika kita merasa overwhelmed, penting untuk mengingat bahwa kita hanya manusia yang sedang berusaha sebaik mungkin. Alih-alih mengkritik diri sendiri, lebih baik untuk memberikan dukungan emosional pada diri sendiri dengan menerima bahwa terkadang kita akan merasa tidak mampu atau gagal. Menerima kekurangan diri sendiri adalah langkah pertama untuk menjaga kesejahteraan mental.


Mengubah cara pandang terhadap kegagalan juga sangat penting dalam mengatasi perasaan overwhelmed. Sering kali, kita merasa sangat tertekan karena takut gagal atau tidak memenuhi ekspektasi. Namun, kegagalan sebenarnya adalah bagian dari proses belajar. Alih-alih melihat kegagalan sebagai sesuatu yang menghancurkan, kita harus mencoba untuk melihatnya sebagai kesempatan untuk tumbuh dan belajar. Dengan cara ini, kita bisa lebih menerima diri sendiri dan mengurangi perasaan tertekan yang datang dari ketakutan akan kegagalan.


Dalam kesimpulannya, perasaan overwhelmed dalam dunia akademik adalah hal yang umum dialami oleh banyak mahasiswa, tetapi ada banyak cara untuk menghadapinya. Mengatur waktu dengan bijak, memprioritaskan tugas, mengambil waktu untuk diri sendiri, berolahraga, berbicara dengan orang lain, mencari dukungan profesional, serta berlatih self-compassion adalah beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi stres dan perasaan tertekan. Mengubah cara pandang terhadap tugas-tugas akademik dan menerima bahwa kita tidak harus sempurna juga merupakan hal penting dalam menjaga keseimbangan hidup. Dengan pendekatan yang holistik dan penuh perhatian terhadap kesehatan mental, mahasiswa dapat mengatasi perasaan overwhelmed dan menjalani kehidupan akademik dengan lebih tenang dan produktif.

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)