Subscribe Us

Breaking News

Panduan Meniti Karir Untuk Gen Z, Mau jadi Leader atau Manager



FORMOSA NEWS - Medan - Sering kali muncul kebingungan bahkan kesalahpahaman ketika membahas konsep leadership dan managerial. Tidak jarang, diskusi ini berkembang menjadi perdebatan tentang mana yang lebih penting: menjadi seorang leader atau seorang manager. Apakah keduanya sama? Apakah bisa dipisahkan? Siapa yang lebih tinggi perannya?

Secara harfiah, leadership berfokus pada arah, visi, dan pengaruh, sementara managerial lebih menekankan pada sistem, kontrol, dan stabilitas. Namun, membandingkan keduanya seperti mencoba memilih antara kaki kiri dan kaki kanan saat ingin berlari, atau dua sisi mata uang, keduanya mutlak diperlukan.

Generasi muda kita kerap terjebak dalam pengkultusan salah satu. Mengagungkan pemimpin visioner tanpa struktur bisa berujung pada kekacauan. Sebaliknya, mengandalkan manajer tanpa jiwa kepemimpinan akan melahirkan birokrasi kaku tanpa arah.

Berjalan di Atas Tali
Untuk menggambarkan hubungan antara leadership dan managerial, bayangkan seorang pemain sirkus yang berjalan di atas tali tinggi sambil memainkan bola-bola kecil di tangannya.

Leadership adalah tentang arah langkah sang pemain: ke mana ia melangkah, bagaimana ia memutuskan jalur dan arah di atas tali itu.

Managerial adalah tentang keseimbangan dan koordinasi: bagaimana ia tetap stabil, memainkan bola-bola, mengatur ritme, dan memastikan ia tidak jatuh.

🎯 Tujuannya? Satu: mencapai titik akhir dengan selamat, indah, dan memukau.

Tidak ada pemain sirkus yang bisa melakukan semua itu secara instan. Dibutuhkan latihan keras, jatuh bangun, kegagalan, hingga akhirnya mampu mempertunjukkan keahlian yang luar biasa. Begitu pula dalam dunia kerja dan organisasi — kepemimpinan dan kemampuan manajerial perlu dilatih bersama, terus-menerus.

Kesimpulan: Bukan Pilih Salah Satu, Tapi Seimbangkan Keduanya
Leadership dan managerial bukan untuk dipilih salah satunya, tetapi harus disinergikan. Pemimpin yang baik tahu ke mana ia ingin membawa timnya, namun ia juga tahu bagaimana menjaga keseimbangan, mengatur sumber daya, dan memastikan semua berjalan sesuai ritme.

Dengan pendekatan ini, organisasi bukan hanya bergerak, tetapi melangkah pasti dengan arah dan kestabilan.

Jurnalis : Parlin Marbun 

Tidak ada komentar