Gowa Hadapi Defisit Serapan CO2, RTH Somba Opu Perlu Pengembangan
Gambar Lokasi Penelitian |
FORMOSA NEWS - Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa ruang terbuka hijau (RTH) yang ada di Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, saat ini belum cukup untuk menyerap seluruh emisi gas CO2 yang dihasilkan di wilayah tersebut . Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Irsyam Bachri, Firdaus, dan Muhammad Nurhidayat dari Universitas Muhammadiyah Makassar ini bertujuan untuk menilai efektivitas RTH dalam menyerap emisi gas CO2 dan memberikan arahan pengembangannya .
Kecamatan Somba Opu, sebagai ibu kota Kabupaten Gowa dan zona penyangga Kota Makassar, mengalami pertumbuhan penduduk yang pesat dan peningkatan aktivitas perkotaan, yang berkontribusi pada peningkatan emisi CO2 dari sektor transportasi dan rumah tangga . Rata-rata suhu di kecamatan ini dilaporkan meningkat dari 23∘C−31∘C pada tahun 2023 menjadi 27∘C−36∘C pada tahun 2024, yang mencerminkan dampak peningkatan emisi gas rumah kaca di wilayah ini .
Studi ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan komparatif, menganalisis emisi CO2 berdasarkan panduan IPCC 2006 dan mengevaluasi kapasitas penyerapan vegetasi di ruang terbuka hijau . Sumber emisi bergerak, seperti sepeda motor dan mobil sedan, dihitung berdasarkan konsumsi bahan bakar dan jarak tempuh, sementara emisi tidak bergerak berasal dari konsumsi listrik di perkantoran dan perumahan .
Penelitian membagi Kecamatan Somba Opu menjadi tiga segmen untuk analisis : Segmen 1 terletak di Kelurahan Pandang-pandang dan sebagian Kelurahan Katangka, dengan luas 21,78 ha, didominasi oleh perkantoran dan perumahan, juga mencakup semak belukar dan taman . Segmen 2 meliputi Kelurahan Sungguminasa, sebagian Kelurahan Pandang-pandang, dan Kelurahan Bonto-bontoa, seluas 48,76 ha, sebagian besar terdiri dari perkantoran dan perumahan, dengan semak belukar dan taman juga ada . Segmen 3 meliputi 14,20 ha di Kelurahan Tombolo, Bonto-bontoa, dan Sungguminasa, dengan penggunaan lahan utama meliputi perkantoran, semak belukar, perumahan, dan sawah .
Total emisi gas CO2 yang teridentifikasi adalah 1.635,91 ton per tahun untuk Segmen 1, 3.294,56 ton per tahun untuk Segmen 2, dan 1.174,43 ton per tahun untuk Segmen 3 . Meskipun ada ruang hijau, analisis sisa emisi gas CO2 menunjukkan bahwa RTH yang ada di setiap segmen belum mampu menyerap seluruh emisi yang dihasilkan . Segmen 1 memiliki sisa emisi 1.112,70 ton per tahun, Segmen 2 memiliki 2.060.47 ton per tahun, dan Segmen 3 memiliki 379,21 ton per tahun .
Studi ini menyimpulkan bahwa pengembangan ruang terbuka hijau sangat diperlukan, dengan fokus pada penambahan vegetasi untuk meningkatkan kapasitas penyerapan CO2 . Rekomendasi untuk pengembangan RTH mencakup peningkatan kualitas dan kuantitas RTH, khususnya di ruang hijau privat seperti halaman rumah dan kantor, serta perluasan ruang hijau publik seperti jalur hijau dan taman di tepi jalan . Untuk Segmen 1 dan 3, pohon Mimusops elengi direkomendasikan untuk ruang hijau tepi jalan dan trotoar, sementara pohon Saraca asoca disarankan untuk Segmen 2, yang berfokus pada ruang hijau privat .
Gowa Hadapi Defisit Serapan CO2, RTH Somba Opu Perlu Pengembangan
Reviewed by Alya Medvi
on
Rabu, Juli 16, 2025
Rating: 5
Tidak ada komentar