Subscribe Us

Breaking News

Mahasiswa Kedokteran Gigi UMY Mengalami Kekurangan Makronutrien selama Pandemi COVID-19, Status Gizi Menurunkan Imunitas

Illustrasi gambar, sumber: AI

FORMOSA NEWS - Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Ana Medawati, Atiek Driana Rahmawati, Ika Andriani, dan Lisha Aprilyanti dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengungkap fakta mengejutkan mengenai kondisi gizi mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) angkatan 2018 selama pandemi COVID-19. Penelitian yang dipublikasikan dalam International Journal of Scientific Multidisciplinary Research (IJSMR) menemukan bahwa sebagian besar mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) angkatan 2018 mengalami defisiensi asupan makronutrien (protein, lemak, dan karbohidrat) selama pandemi COVID-19.

Meskipun demikian, mayoritas mahasiswa memiliki status gizi normal dan fungsi imun yang tidak menurun. Studi ini juga menyoroti adanya hubungan signifikan antara status gizi dan sistem kekebalan tubuh, namun tidak demikian halnya dengan asupan makronutrien secara langsung. Penelitian observasional analitik cross-sectional ini melibatkan 89 mahasiswa kedokteran gigi UMY angkatan 2018. Status gizi diukur menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT), asupan makronutrien dinilai dengan Food Frequency Questionnaire (FFQ) yang dikalibrasi dengan kuesioner 24-hour meal recall, dan sistem kekebalan tubuh dievaluasi menggunakan Immune Status Questionnaire (ISQ).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 48,3% responden kekurangan protein, 49,4% kekurangan lemak, dan 93,3% kekurangan karbohidrat. Mayoritas responden, yaitu 65,2%, memiliki status gizi normal, sementara 19,1% mengalami gizi lebih dan 15,7% gizi kurang. Terkait sistem kekebalan tubuh, 75,3% responden tidak mengalami penurunan fungsi imun, dan 24,7% mengalami penurunan.

Analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa asupan protein (), lemak (), dan karbohidrat () tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan sistem kekebalan tubuh. Namun, terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dan sistem kekebalan tubuh ().

Peneliti menjelaskan bahwa defisiensi asupan makanan mungkin disebabkan oleh mahasiswa yang sebagian besar tinggal sendiri, sehingga kurangnya perhatian terhadap persiapan dan konsumsi makanan di rumah atau kos. Meskipun asupan makronutrien cenderung kurang, status gizi yang normal pada sebagian besar mahasiswa mungkin dipengaruhi oleh faktor lain seperti tingkat pengetahuan gizi dan aktivitas fisik yang terjaga selama pandemi.

Disisi lain, meskipun protein sangat penting untuk pembentukan antibodi, penelitian ini tidak menemukan hubungan langsung antara asupan protein dan sistem kekebalan tubuh, yang mungkin disebabkan oleh asupan protein yang sangat rendah pada subjek penelitian. Demikian pula, kekurangan asam linoleat (omega-6) dapat menekan respons antibodi, namun penelitian ini tidak menunjukkan hubungan signifikan antara asupan lemak dan sistem kekebalan tubuh.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun asupan makronutrien tidak secara langsung berkorelasi dengan sistem kekebalan tubuh, status gizi memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa ada faktor lain selain asupan makronutrien yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh, seperti asupan mikronutrien (vitamin A, B, C, D, E, zinc, selenium, zat besi, fitokimia), genetika, usia, hormon, infeksi, alkohol, merokok, aktivitas fisik, dan tingkat stres. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya disarankan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain ini dalam mengevaluasi sistem kekebalan tubuh.

Tidak ada komentar