Subscribe Us

Breaking News

Kejuaraan Internasional Pencak Silat 2025 Dibuka di Medan, Diikuti Ribuan Peserta dari 20 Negara



FORMOSA NEWS - Medan, 5 Agustus 2025 – Kota Medan resmi menjadi tuan rumah Kejuaraan Internasional Pencak Silat Indonesia 2025 yang digelar mulai hari ini. Ribuan pesilat dari berbagai penjuru dunia berkumpul untuk mengikuti ajang bergengsi ini, yang dinilai sebagai salah satu perhelatan pencak silat terbesar di tingkat global. Sebanyak 3.265 atlet dari 20 negara ambil bagian dalam kejuaraan ini, menjadikan Indonesia kembali sebagai pusat perhatian dunia dalam melestarikan dan mempromosikan seni bela diri tradisionalnya.

Upacara pembukaan yang dilangsungkan di Gelanggang Olahraga Disporasu berlangsung semarak dengan berbagai pertunjukan budaya, mulai dari tarian khas Sumatera Utara hingga atraksi pencak silat kolosal oleh ratusan pesilat muda. Parade kontingen dari masing-masing negara peserta turut menambah kemeriahan acara yang disambut antusias oleh ribuan penonton. Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Prabowo Subianto, dalam sambutannya menegaskan bahwa pencak silat bukan sekadar olahraga, melainkan warisan budaya yang membawa nilai-nilai moral, kedisiplinan, dan penghormatan kepada tradisi leluhur. Ia juga menyampaikan bahwa kejuaraan ini menjadi bukti nyata bahwa silat telah diterima dan dihargai oleh masyarakat internasional.



Gubernur Sumatera Utara, H. Musa Rajekshah, dalam pidato resminya menyatakan kebanggaan atas terpilihnya Medan sebagai tuan rumah kejuaraan. Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak ekonomi yang luas, khususnya bagi sektor pariwisata dan pelaku UMKM yang dilibatkan dalam penyelenggaraan. Berbagai stan makanan lokal, kerajinan tangan, hingga pameran budaya dibuka di sekitar arena pertandingan, menjadi daya tarik tambahan bagi pengunjung lokal maupun internasional.

Selama tujuh hari ke depan, kejuaraan akan mempertemukan para pesilat terbaik dari berbagai kategori usia dan kelas tanding. Pertandingan yang digelar meliputi nomor seni dan tanding, baik perorangan maupun beregu, serta kelas junior dan senior. Semua pertandingan menggunakan sistem penilaian internasional yang diatur oleh Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (PERSILAT), untuk menjamin kualitas serta keadilan dalam setiap babak kompetisi. Juri dan wasit yang bertugas merupakan hasil seleksi ketat dari berbagai negara, dan dipastikan memiliki sertifikasi resmi di tingkat dunia.

Antusiasme masyarakat Medan terlihat jelas dari tiket yang telah habis terjual bahkan sebelum acara dimulai. Sejumlah sekolah dan perguruan tinggi juga menggelar program kunjungan untuk mendukung ajang ini sekaligus mengenalkan pencak silat lebih dalam kepada generasi muda. Pemerintah daerah memberikan dukungan penuh, termasuk pengamanan, fasilitas kesehatan, serta transportasi bagi para atlet dan ofisial yang datang dari luar negeri.


Ajang ini tidak hanya menjadi tempat kompetisi, namun juga forum pertukaran budaya. Beberapa delegasi dari negara peserta turut membawa pertunjukan seni khas masing-masing, menciptakan suasana saling menghargai di tengah keberagaman. Delegasi dari Belanda, Jepang, hingga Mesir menyatakan ketertarikan untuk menjalin kerja sama lebih lanjut dengan Indonesia dalam hal pelatihan pelatih silat, pertukaran pelajar, dan promosi budaya di tingkat global.

Kejuaraan ini juga mendapat sorotan dari UNESCO, yang sejak 2019 telah menetapkan pencak silat sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia. Kehadiran organisasi internasional tersebut dalam ajang ini menegaskan pentingnya pelestarian silat sebagai identitas nasional sekaligus instrumen diplomasi budaya Indonesia di mata dunia. Dalam sambutannya, Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, menekankan bahwa melalui ajang seperti ini, Indonesia tidak hanya menunjukkan kemampuan atletik, tetapi juga menyampaikan pesan perdamaian, kerja sama, dan solidaritas antarbangsa melalui jalur olahraga tradisional.

Dengan terselenggaranya Kejuaraan Internasional Pencak Silat 2025 di Medan, Indonesia sekali lagi menegaskan posisinya sebagai kiblat pencak silat dunia. Diharapkan kejuaraan ini bukan hanya melahirkan juara baru, tetapi juga memperkuat identitas budaya dan meningkatkan pengaruh positif Indonesia di pentas global.

Tidak ada komentar