Film Animasi ‘Merah Putih: One For All’ Panen Kritik Pedas Warganet
![]() |
Poster: Film Merah Putih One For All |
FORMOSA NEWS - Jakarta – Menjelang perayaan HUT ke-80 RI, film animasi Merah Putih: One For All menuai kritik tajam dari publik. Trailer yang sudah beredar memicu gelombang komentar pedas karena sejumlah aspek film dianggap mengecewakan. Meskipun proyek ini diklaim menyuntikkan semangat kebangsaan melalui kisah anak-anak lintas suku berusaha menyelamatkan bendera pusaka, kualitas visual dianggap masih jauh dari harapan. Animasi dituduh terlalu kaku, wajah karakter minim ekspresi, dan latar terlalu statis, sehingga banyak yang menyamakan tampilannya dengan grafis game era PlayStation 2 atau animasi awal tahun 2000-an.
Anggaran produksinya mencapai sekitar Rp 6,7–6,8 miliar, sebagaimana diungkapkan oleh produser eksekutif Sonny Pudjisasono. Angka itu menjadi sorotan utama, karena hasil visual yang ditampilkan dinilai tidak sebanding dengan dana yang telah dikeluarkan, menciptakan pertanyaan serius tentang transparansi penggunaan anggaran.
Kecurigaan meningkat ketika muncul dugaan bahwa beberapa aset animasi bukan dibuat khusus untuk film ini, melainkan dibeli dari toko daring seperti Daz3D. Aset-aset seperti latar jalan bahkan disebut mengambil aset “Street of Mumbai” sehingga identitas lokal tak terasa dalam film tersebut. Narasi film juga mendapat kritik karena terasa terlalu linear dan dipaksakan, menyerupai iklan layanan masyarakat daripada cerita film layar lebar yang menggugah emosi.
Merespons kritik publik yang kian keras, produser Toto Soegriwo memilih untuk bersikap santai, menulis di media sosial, “Senyumin aja. Komentator lebih pandai dari pemain. Banyak yang mengambil manfaat juga kan? Postingan kalian jadi viral, ‘kan?”.
Sutradara ternama Hanung Bramantyo turut angkat suara. Ia menyatakan bahwa meski anggaran film sudah terpotong pajak menjadi sekitar Rp 6 miliar, hasil tingkat visual yang memadai tetap tidak mungkin tercapai. Menurutnya, standar produksi animasi berkualitas membutuhkan anggaran minimal Rp 30–40 miliar (belum termasuk promosi) dan waktu produksi setidaknya empat hingga lima tahun, sementara Merah Putih: One For All dikebut hanya dalam waktu kurang dari dua bulan demi mengejar momentum 17 Agustus.
Meski begitu, film ini tetap dijadwalkan tayang serentak di bioskop pada 14 Agustus 2025. Masyarakat kini menunggu apakah setelah rilis akan ada tanggapan lebih serius dari pihak kreator atau pembuat film ini.
Film Animasi ‘Merah Putih: One For All’ Panen Kritik Pedas Warganet
Reviewed by Alya Medvi
on
Senin, Agustus 11, 2025
Rating: 5

Tidak ada komentar