Petani Kalimantan Timur Nilai Pupuk Subsidi dan Non-Subsidi Tak Berbeda Kualitas, Distribusi Jadi Masalah Utama


Illustrasi: Gemini AI

Formosa News – Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Christina Mega WijayaRahmawati, dan Yohanes Kuleh dari Program Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mulawarman, mengungkap bahwa kepuasan petani terhadap pupuk tidak hanya ditentukan oleh kualitas produk, tetapi sangat dipengaruhi oleh akses, distribusi, dan kejelasan informasi di lapangan.

Penelitian yang dipublikasikan dalam East Asian Journal of Multidisciplinary Research (EAJMR) Vol. 4 No. 12 Tahun 2025 ini meneliti pengalaman petani di Kalimantan Timur dalam menggunakan pupuk subsidi dan non-subsidi produksi PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim).

Tidak Ada Perbedaan Mendasar Kualitas Pupuk

Melalui pendekatan kualitatif fenomenologis, para peneliti melakukan wawancara mendalam dengan petani padi, kelapa sawit, dan hortikultura. Hasilnya menunjukkan bahwa secara kualitas intrinsik, petani tidak merasakan perbedaan signifikan antara pupuk subsidi dan non-subsidi.

Namun demikian, kepuasan petani sangat bergantung pada kecocokan pupuk dengan jenis tanaman, konsistensi hasil di lapangan, serta informasi teknis yang diterima petani. Ketika pupuk tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman, hasil panen menjadi tidak optimal, meskipun harga pupuk lebih mahal.

Distribusi Tidak Merata dan Akses Terbatas

Masalah utama yang paling banyak dikeluhkan petani adalah sulitnya memperoleh pupuk subsidi. Banyak petani mengaku tidak mengetahui secara jelas prosedur memperoleh pupuk subsidi, termasuk mekanisme pendaftaran melalui aplikasi Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

Keterbatasan literasi digital membuat pemanfaatan sistem ini belum optimal. Akibatnya, petani sering kali terpaksa membeli pupuk non-subsidi dengan harga lebih tinggi, yang pada akhirnya menekan biaya produksi dan keuntungan.

Maraknya Pupuk Palsu Turunkan Kepercayaan Petani

Penelitian ini juga menyoroti peredaran pupuk palsu atau bermutu rendah di tingkat pengecer. Kondisi ini menurunkan kepercayaan petani terhadap sistem distribusi pupuk dan memicu ketidakpastian dalam perencanaan musim tanam.

Petani mengaku sering menerima pupuk yang tidak sesuai spesifikasi, baik dari sisi kandungan nutrisi maupun jenis pupuk yang dipesan. Hal ini berdampak langsung pada pertumbuhan tanaman dan stabilitas hasil panen.

Kebijakan Subsidi Dinilai Belum Inklusif

Dari sisi kebijakan, peneliti mencatat bahwa pupuk subsidi saat ini diprioritaskan untuk tanaman pangan dan hortikultura, sementara petani kelapa sawit tidak lagi menjadi sasaran utama subsidi. Kebijakan ini menimbulkan rasa ketidakadilan di kalangan petani sawit, terutama di Kalimantan Timur yang mayoritas wilayahnya bergantung pada sektor tersebut.

Rekomendasi untuk Pemerintah dan Produsen

Penelitian ini merekomendasikan agar PT Pupuk Kalimantan Timur dan pemerintah:

  • Meningkatkan transparansi distribusi pupuk
  • Memperkuat edukasi petani terkait penggunaan pupuk dan sistem digital
  • Memperbaiki tata kelola distribusi untuk mencegah pupuk palsu
  • Menyusun kebijakan subsidi yang lebih inklusif dan kontekstual wilayah

Menurut para penulis, kepuasan petani hanya dapat dicapai jika kualitas produk, kebijakan distribusi, akses informasi, dan kepercayaan institusional berjalan seimbang.

Identitas Penelitian

Penulis:

  • Christina Mega Wijaya
  • Rahmawati
  • Yohanes Kuleh

Afiliasi:
Program Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur

Jurnal:
East Asian Journal of Multidisciplinary Research (EAJMR), Vol. 4 No. 12, 2025

DOWNLOAD PDF FILE LENGKAP

Posting Komentar

0 Komentar