Subscribe Us

Breaking News

Tim UM Adakan FGD Bersama Stakeholder Mantapkan Roadmap Revitalisasi Kampung Gatot

Sumber Foto: Dokumentasi Adrian Hartanto

FORMOSA NEWS - Setelah observasi lapang yang digelar 10 Juli lalu, rangkaian program revitalisasi Kampung Gatot berlanjut dengan kegiatan Forum Group Discussion (FGD) pada Selasa (16/7/2025) di Kafe Koka, Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Kegiatan ini mempertemukan berbagai pihak mulai dari pemerintah kecamatan, perangkat desa, pelaku UMKM, akademisi, hingga komunitas budaya untuk membahas arah dan strategi pengembangan Kampung Gatot ke depan.

FGD ini menjadi momentum penting untuk menyatukan pandangan seluruh stakeholder. Tujuannya adalah merumuskan roadmap yang tidak hanya menekankan pada peningkatan produksi gatot sebagai pangan lokal, tetapi juga pada aspek digitalisasi keuangan, pemasaran kreatif, serta strategi branding berbasis budaya.

Camat Sumberpucung, Sri Pawening, dalam sambutannya menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan agar program revitalisasi tidak berhenti pada wacana.

“Hari ini kita duduk bersama, bukan hanya pemerintah, tetapi juga warga, pelaku UMKM, akademisi, dan pendamping desa. Revitalisasi Kampung Gatot tidak bisa dilakukan satu pihak saja. Semua harus punya andil. Dengan FGD ini, kita harap tercipta roadmap bersama untuk menjadikan Kampung Gatot sebagai destinasi niche market berbasis pangan lokal,” tegasnya.

Sri menambahkan, pemerintah kecamatan siap mengawal program agar target utama seperti produksi 150 kg per bulan dengan SOP higienis standar PIRT benar-benar terwujud. Selain itu, promosi melalui media digital dan pemasangan banner di titik strategis juga akan diprioritaskan.

Dalam sesi diskusi, Ardianto Hartanto, akademisi dari Universitas Negeri Malang, memaparkan pentingnya melihat Kampung Gatot tidak hanya dari sisi produksi pangan, tetapi juga dari sudut pandang wisata dan branding.

“Saat ini kita bicara soal niche market destination. Artinya, Kampung Gatot bukan hanya menjual produk gatot, tapi juga menjual pengalaman budaya dan identitas lokal. Digitalisasi pemasaran lewat website dan media sosial akan memperkuat branding ini. Di era sekarang, destinasi wisata tanpa jejak digital akan sulit bersaing,” ungkapnya.

Ardianto juga menekankan bahwa penguatan manajemen keuangan berbasis digital harus segera diterapkan agar transparansi dan keberlanjutan usaha bisa terjamin. Dengan sistem pencatatan digital, UMKM gatot akan lebih mudah mengakses peluang kerjasama dan dukungan dari pihak eksternal.

FGD ini juga menjadi wadah untuk membahas konsep lima spot foto bertema budaya Kampung Gatot yang akan dibangun di area strategis. Spot-spot ini nantinya menjadi daya tarik wisata, mendukung promosi digital, sekaligus memperkuat identitas budaya lokal.

Warga desa yang hadir dalam kegiatan menyambut baik forum ini. Mereka berharap, dengan adanya roadmap yang jelas, Kampung Gatot tidak hanya bangkit sebagai produsen pangan lokal, tetapi juga sebagai destinasi wisata budaya yang mampu menarik wisatawan lokal hingga mancanegara.

FGD ini ditutup dengan kesepakatan bersama untuk melanjutkan program melalui sosialisasi publik dan serangkaian workshop tematik, mulai dari SOP produksi hingga hospitality. “FGD hari ini adalah fondasi penting. Kita sudah punya gambaran jelas. Ke depan tinggal bagaimana menjalankannya bersama-sama. Saya yakin dengan sinergi ini, Kampung Gatot bisa kembali harum namanya, bahkan lebih besar dari sebelumnya,” pungkas Sri Pawening.

Dengan berlangsungnya FGD pada 16 Juli 2025, jalan menuju kebangkitan Kampung Gatot semakin terbuka. Sinergi antar-stakeholder diharapkan mampu membawa kampung ini menjadi ikon wisata pangan lokal dan budaya unggulan di Malang Raya.

Tidak ada komentar