Subscribe Us

Breaking News

Observasi Lapang: Langkah Awal Revitalisasi Kampung Gatot Menuju Destinasi Pangan Lokal

Sumber Foto: Dokumentasi Adrian Hartanto

FORMOSA NEWS - Kampung Gatot yang berada di Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, kembali menjadi sorotan setelah digelarnya kegiatan observasi lapang pada Kamis (10/7/2025). Kegiatan ini menandai awal langkah strategis dalam rangka merevitalisasi potensi lokal berbasis pangan tradisional, yakni gatot, yang sempat redup akibat pandemi dan terputusnya regenerasi pelaku usaha.

Dalam observasi ini, tim akademisi, Pemerintah Kecamatan, perangkat desa, KKN Universitas Brawijaya, serta Tenaga Pendamping Profesional (TPP) dari Kemendesa PDT bersama-sama meninjau langsung area produksi, distribusi, hingga potensi pengembangan spot wisata kuliner di Kampung Gatot. Observasi dilakukan untuk memetakan kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang ada, sehingga dapat dirumuskan strategi pengembangan berbasis SAT (Strategy, Action, Technology).

Camat Sumberpucung, Sri Pawening, menegaskan pentingnya kegiatan observasi lapang sebagai pondasi revitalisasi.

“Hari ini kita tidak hanya sekadar meninjau, tetapi juga melihat langsung potensi yang bisa kita kembangkan. Kampung Gatot ini memiliki warisan pangan lokal yang sangat khas. Tantangannya adalah bagaimana menjadikan potensi ini berdaya saing melalui standar higienis, pencatatan keuangan yang transparan, serta promosi digital,” ujarnya.

Sri juga menambahkan bahwa keberlanjutan program tidak akan lepas dari keterlibatan berbagai pihak. Pemerintah kecamatan siap mengawal proses pengembangan agar target produksi 150 kg per bulan atau 5 kg per hari dapat tercapai tanpa mengabaikan kualitas.

Sementara itu, Ardianto Hartanto, akademisi Universitas Negeri Malang yang hadir dalam kegiatan, menilai bahwa observasi lapang menjadi titik awal merumuskan roadmap pengembangan Kampung Gatot.

“Observasi ini penting karena dari sini kita bisa mengetahui kondisi nyata di lapangan. Mulai dari kualitas bahan baku, kesiapan pelaku usaha, hingga peluang pengembangan wisata. Nantinya, hasil observasi akan dijadikan dasar dalam menyusun SOP higienis berstandar PIRT dan strategi pemasaran melalui media digital,” jelasnya.

Selain meninjau produksi, tim juga mengidentifikasi lokasi-lokasi strategis yang nantinya akan dipasang banner promosi, serta area yang berpotensi dijadikan lima spot foto bertema budaya lokal. Spot foto ini diharapkan menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan yang berkunjung, sehingga Kampung Gatot tidak hanya dikenal karena produknya, tetapi juga karena suasana dan identitas budayanya.

Tenaga Pendamping Profesional (TPP) Kemendesa PDT, Nana, turut menekankan bahwa observasi lapang harus dilihat sebagai bagian dari strategi besar menuju konsep Niche Market Destination.

“Kampung Gatot memiliki peluang besar menjadi destinasi pasar khusus. Tidak hanya menjual produk gatot, tetapi juga menjual pengalaman budaya, kearifan lokal, serta konsep wisata pangan berkelanjutan. Dengan observasi ini, kita bisa memastikan arah pengembangan sesuai kebutuhan masyarakat dan pasar,” ungkapnya.

Warga desa pun menyambut antusias kegiatan ini. Banyak yang berharap Kampung Gatot kembali bangkit dan mampu menarik wisatawan lokal maupun internasional. Dengan adanya intervensi dari pemerintah, akademisi, dan pendamping desa, warga yakin bahwa potensi pangan lokal ini bisa dihidupkan kembali.

Observasi lapang ini sekaligus menjadi pembuka bagi rangkaian kegiatan berikutnya, seperti Forum Group Discussion (FGD), sosialisasi program, hingga berbagai workshop yang berfokus pada SOP produksi, manajemen keuangan digital, pemasaran, hingga sustainability. Puncaknya akan ditutup dengan Festival Kampung Gatot pada 18 Agustus 2025.

“Ini baru langkah awal. Ke depan, kita akan terus bergerak bersama. Kampung Gatot harus kembali dikenal, bukan hanya di Malang Raya, tetapi juga di tingkat nasional bahkan internasional,” pungkas Sri Pawening.

Dengan semangat kolaborasi, kegiatan observasi lapang 10 Juli 2025 ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi kebangkitan Kampung Gatot sebagai destinasi wisata pangan lokal unggulan.

Tidak ada komentar