Kampung Gatot Festival Meriahkan Desa Ngebruk, UM dan Pemdes Angkat Potensi Lokal
FORMOSA NEWS - Malang, 18 Agustus 2025 – Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, tampak lebih hidup dari biasanya. Suasana penuh keceriaan menyelimuti masyarakat dalam gelaran Kampung Gatot Festival, sebuah kegiatan yang dirancang untuk memperkuat identitas desa sebagai sentra pangan lokal sekaligus destinasi wisata berbasis budaya.
Dengan semangat kebersamaan antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat, Kampung Gatot Festival 2025 diharapkan menjadi titik awal kebangkitan potensi lokal, memperkuat identitas desa, sekaligus membuka peluang wisata yang lebih luas di masa depan.
Festival ini menjadi puncak rangkaian program
pendampingan yang digagas bersama antara Universitas Negeri Malang (UM),
Pemerintah Desa Ngebruk, dan Pemerintah Kecamatan Sumberpucung. Berbagai kegiatan
tersaji mulai dari bazar produk UMKM, pameran olahan gatot, hingga penampilan
seni budaya lokal yang disambut antusias oleh warga maupun tamu yang hadir.
“Festival ini bukan sekadar hiburan, tapi simbol
kebangkitan potensi Kampung Gatot. Kita ingin masyarakat semakin percaya diri
bahwa produk lokal bisa punya daya tarik besar, tidak hanya di Malang tapi juga
di luar daerah,” ujar Sri
Pawening, Camat Sumberpucung, saat memberikan sambutan.
Di area festival, pengunjung dapat menemukan beragam
stan yang menampilkan olahan gatot dalam berbagai bentuk, mulai dari camilan
kering, olahan modern, hingga kemasan siap saji sesuai standar higienis. Tidak
hanya itu, bazar juga menghadirkan produk lain dari UMKM setempat yang
menunjukkan kreativitas warga desa.
Selain kuliner, lima spot foto bertema budaya Kampung
Gatot menjadi daya tarik tersendiri. Dekorasi khas pedesaan dipadukan dengan
ornamen tradisional, memberi ruang bagi pengunjung untuk mengabadikan momen
dalam suasana kental nuansa lokal.
Salah satu warga, Sutrisno (45), perwakilan masyarakat
Kampung Gatot, menyampaikan rasa syukurnya. “Kami senang sekali karena
festival ini membuat desa kami jadi lebih dikenal. Dulu gatot hanya jadi
makanan sehari-hari, sekarang bisa jadi ikon yang mendatangkan tamu. Harapan
kami kegiatan seperti ini terus berlanjut,” ungkapnya.
Festival ini juga menjadi penanda keberhasilan
penerapan beberapa target program yang diusung, antara lain produksi 150 kg per
bulan, pembukuan keuangan digital, serta pemasaran lewat website dan media
sosial. Ke depan, UM bersama Pemerintah Desa Ngebruk akan terus mengawal
pengembangan Kampung Gatot agar lebih berkelanjutan.
“Kami dari kecamatan tentu mendukung penuh.
Harapannya festival ini bisa rutin dilaksanakan tiap tahun sebagai agenda desa.
Dengan begitu, Kampung Gatot tidak hanya dikenal sebagai sentra pangan, tapi
juga jadi destinasi wisata budaya,” tambah Camat Sri Pawening.
Tidak ada komentar