Fenomena Ruko Tutup dan Dijual di Medan: Apa Penyebabnya?
FORMOSA NEWS - Medan, 28 Juni 2025 – Di berbagai sudut Kota Medan, semakin banyak ruko yang tutup dan dipasangi spanduk “Dijual” atau “Disewakan”. Fenomena ini mencerminkan adanya perubahan signifikan dalam lanskap bisnis kota. Pergeseran perilaku konsumen ke arah belanja daring serta perubahan pola hidup masyarakat menjadi faktor utama yang mendorong peralihan ini.
Banyak pelaku usaha kini memilih berjualan melalui platform digital guna menekan biaya operasional. Berjualan secara online dianggap lebih efisien dibandingkan menyewa ruko dengan tarif sewa yang tinggi.
Tak hanya itu, kondisi ekonomi pascapandemi juga masih meninggalkan dampak. Beban pajak dan tingginya biaya operasional semakin menekan para pemilik usaha. Ruko-ruko yang dulunya ramai kini terlihat sepi, seiring menurunnya jumlah pengunjung ke pusat-pusat bisnis tradisional yang kalah bersaing dengan pusat perbelanjaan modern.
Ke depan, dengan terus berkembangnya tren digital dan perubahan pola hidup masyarakat, para pemilik ruko dituntut untuk lebih kreatif dalam beradaptasi. Alternatif penggunaan ruko, seperti coworking space, kafe tematik, atau ruang usaha kreatif lainnya, dapat menjadi solusi untuk menghidupkan kembali bangunan-bangunan komersial yang mulai ditinggalkan.
Fenomena ini menjadi pengingat bahwa perkembangan kota dan dunia usaha harus mampu mengikuti dinamika zaman yang terus berubah. Adaptasi dan inovasi menjadi kunci agar sektor bisnis tetap bertahan di tengah transformasi digital yang kian pesat.
Jurnalis : Parlin Marbun
Fenomena Ruko Tutup dan Dijual di Medan: Apa Penyebabnya?
Reviewed by Muti Amanda Chairiyah
on
Sabtu, Juni 28, 2025
Rating: 5

Tidak ada komentar