Royke mengakui bahwa meskipun era pandemi dan suku bunga tinggi telah berakhir, ekonomi global masih menghadapi volatilitas dan ketidakpastian yang diperburuk oleh risiko geopolitik.
Ia menjelaskan bahwa IMF dan Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dibandingkan pra-pandemi, karena dunia beradaptasi dengan megatrend seperti digitalisasi dan perubahan iklim.
Meskipun demikian Royke optimis dengan fundamental ekonomi Indonesia yang kuat, mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua di antara negara G20 pada 2024. Utang pemerintah juga terjaga di 39,4% dari PDB. Namun, ia memperingatkan bahwa fundamental yang kuat saja tidak cukup untuk mencapai status negara maju pada 2045, melainkan menekankan perlunya reformasi di bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.
BNI menggunakan summit ini untuk mendorong diskusi tentang arah ekonomi Indonesia serta untuk menghindari perangkap pendapatan menengah. Acara dibuka oleh Presiden Joko Widodo dan dihadiri oleh menteri terkait. Royke berharap summit ini dapat menciptakan sinergi dalam transformasi ekonomi Indonesia.
Posting Komentar
0Komentar