Masa Depan Nikel di Indonesia: Peluang dan Tantangan

fgrhghj
By -
0


FORMOSA NEWS - Industri nikel Indonesia sedang berkembang pesat berkat meningkatnya permintaan global untuk kendaraan listrik (EV), di mana nikel adalah komponen kunci dalam bateri. Pada 2023, Indonesia memproduksi 40,2% pasokan nikel dunia, membuka peluang untuk membangun industri EV domestik. Namun, booming nikel ini juga memicu kontroversi, termasuk laporan mengenai kerja paksa dan kerusakan lingkungan.

China memainkan peran penting dalam pengembangan industri nikel Indonesia melalui investasi dan teknologi. Kebijakan industri AS, seperti Inflation Reduction Act, bertujuan mengurangi ketergantungan pada produk Tiongkok, sementara perubahan teknologi, seperti adopsi baterai lithium iron phosphate (LFP) yang tidak memerlukan nikel, memberikan tantangan baru.


Septian Hario Seto, Deputi Koordinasi Investasi dan Pertambangan Indonesia, mengungkapkan optimismenya mengenai rencana Indonesia menjadi kekuatan dalam pembuatan baterai, mencakup pengembangan ekosistem EV, pabrik bahan baterai, dan pengurangan ketergantungan pada teknologi asing.


Dia juga membahas isu kerja paksa, menyatakan bahwa banyak pekerja di industri tidak dalam kondisi terpaksa, dan bahwa pemerintah sudah menerapkan sistem pelacakan untuk meningkatkan praktik ESG (environmental, social, governance). Meski ada laporan mengenai kecelakaan dan meningkatnya angka kemiskinan di beberapa daerah, Seto optimis bahwa industri ini dapat memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas.


Dengan adanya pemerintahan baru, tantangan ke depan adalah menarik investasi di sektor hilir, termasuk sel baterai dan inovasi dalam pengolahan nikel.

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)