FORMOSA NEWS, Jakarta - China berhasil mengalahkan Amerika Serikat dan India sebagai negara pertama yang mendarat di sisi gelap Bulan. Wahana Chang'e-6 milik China sukses mendarat di kutub selatan Bulan.
Chang'e-6 meluncur dari Bumi pada 3 Mei 2024. Kemarin (Minggu, 2/5/2024), mulai mengurangi ketinggiannya dari sekitar 200 kilometer di orbit.
"Pergerakan turun dari orbit memiliki beberapa risiko, jadi kami membutuhkan prosedur yang dikendalikan secara ketat untuk memastikan lintasan," kata Huang Hu dari lembaga antariksa China seperti dikutip AFP, Senin (3/5/2024).
Kecepatan Chang'e-6 ketika mendarat harus dikurangi hingga nol hanya dalam 15 menit. Momentum ini diciptakan memanfaatkan bahan bakar roket dalam jumlah besar, yang beratnya setengah dari massa seluruh pesawat.
Setelah mendarat, Chang'e-6 akan mulai mengambil tanah dan bebatuan Bulan serta menjalankan beberapa eksperimen lainnya.
Proses pengumpulan sampel ini akan menghabiskan waktu 2 hari dengan dua metode, yaitu pengeboran sampel di bawah tanah dan "memungut" sampel di permukaan tanah menggunakan tangan robot.
Tantangan terbesar Chang'e-6 adalah misi untuk kembali dari Bumi dari sisi gelap bulan, yaitu permukaan Bulan yang tidak pernah menghadap Bumi.
Material yang dikumpulkan dari sisi gelap Bulan diperkirakan bisa memberikan informasi soal pembentukan Bulan dibandingkan dengan sisi sebaliknya yang sudah "dikunjungi" Amerika Serikat dan India.
Pasalnya, permukaan Bulan yang menghadap Bumi banyak terkubur sisa lava dari jutaan tahun lalu.
Namun, pendaratan dan peluncuran kembali dari area tersebut sangat sulit karena tidak bisa menjalin komunikasi langsung menggunakan gelombang radio. Untuk berhubungan dengan Bumi, China membutuhkan satelit tambahan.
Selain itu, permukaan di sisi jauh Bulan juga jauh lebih bergelombang dengan kawah dan gunung besar sehingga target pendaratan jauh lebih sempit.**
Editor : Muti Amanda
Posting Komentar
0Komentar