FORMOSA NEWS, Jakarta - Menurut data BPS terbaru, rata-rata pengeluaran wisman mencapai US$1.625,36 per kunjungan atau setara dengan Rp 23 juta (kurs: Rp15.950/US$), naik sebesar 12,25% dibandingkan 2022 yang tercatat sebesar US$1.448,01.
Angka ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran wisman sebelum pandemi COVID-19 pada tahun 2019 yang mencapai US$1.145,64.
Pengeluaran Berdasarkan Kebangsaan
Berdasarkan asal negara, wisatawan dari Eropa mencatatkan pengeluaran terbesar selama kunjungan mereka di Indonesia.
Tiga negara Eropa yang membelanjakan uang paling banyak adalah Austria dengan rata-rata pengeluaran sebesar US$4.274,22, atau sekitar Rp 68 juta, Swiss sebesar US$4.151,25 (~Rp 66 juta), dan Inggris sebesar US$3.394,13 (~Rp54 juta) per kunjungan.
Sebaliknya, wisatawan dari kawasan ASEAN mengeluarkan biaya paling kecil selama kunjungan mereka.
Tiga negara ASEAN yang pengeluarannya paling rendah adalah Malaysia sebesar US$591,03 (~Rp9,4 juta), Thailand sebesar US$683,27 (~Rp 10,9 juta), dan Vietnam sebesar US$760,41 (~Rp12 juta) per kunjungan.
Durasi Tinggal Wisman Meningkat
Peningkatan pengeluaran ini sebagian besar disebabkan oleh peningkatan rata-rata lama tinggal wisman di Indonesia.
Berdasarkan data dari Ditjen Imigrasi, durasi kunjungan wisman pada tahun 2023 mencapai 12,71 malam, naik sedikit dibandingkan dengan tahun 2022 yang tercatat sebanyak 12,45 malam.
Selain itu, pengeluaran per malam juga mengalami kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2023, rata-rata pengeluaran per malam tercatat sebesar US$127,88 (~Rp 2 juta), meningkat 26,45% dari tahun sebelumnya yang hanya US$101,13.
Distribusi Pengeluaran Wisman
Mayoritas pengeluaran wisman selama berada di Indonesia dialokasikan untuk akomodasi dan makan minum.
Pada tahun 2023, pengeluaran untuk akomodasi mencapai US$676,95 (Rp10,7 juta) atau 41,65% dari total pengeluaran wisman, mengalami peningkatan sebesar 16,20% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pengeluaran untuk makan minum juga mengalami peningkatan, tercatat sebesar US$349,30 (~Rp5,6 juta) atau 21,49% dari total pengeluaran wisman pada tahun 2023, naik 9,94% dibandingkan tahun 2022 yang tercatat sebesar US$317,72.
Namun, tidak semua jenis pengeluaran meningkat. Pengeluaran untuk penerbangan domestik justru mengalami penurunan tajam hingga 57,10%.
Hal ini mengindikasikan bahwa wisatawan cenderung memilih destinasi wisata yang berdekatan dan dapat dijangkau tanpa harus mengeluarkan biaya tinggi untuk tiket pesawat domestik, kemungkinan karena mahalnya harga tiket pesawat.
Pola Pengeluaran Berdasarkan Karakteristik Wisman
Wisatawan yang datang untuk berlibur cenderung mengeluarkan pengeluaran terbesar, dengan rata-rata sebesar US$1.755,88 per kunjungan.
Di sisi lain, wisatawan yang datang dengan tujuan bisnis mengeluarkan rata-rata US$1.584,57, sementara yang datang untuk keperluan personal lain mengeluarkan rata-rata US$921,40.
Jika dilihat dari pekerjaan utama, wisatawan yang berprofesi sebagai manajer mengeluarkan biaya paling besar, yakni sebesar US$1.791,34 per kunjungan.
Pekerja profesional juga memiliki pengeluaran yang cukup besar, mencapai US$1.741,07. Sebaliknya, wisatawan yang berstatus pelajar mengeluarkan biaya paling kecil, yaitu US$1.460,98 per kunjungan.***
Editor : Muti amanda
Posting Komentar
0Komentar