Subscribe Us

Breaking News

Dosen Etnomusikologi USU Memberikan Edukasi Tentang Teknik Pembuatan dan Teknik Permainan Alat Musik Tutu Hao dan Sigu Lewuo di Sanggar Faomasi Nias


Foto Team PKM USU dan anggota sanggar Faomasi Nias (19/7/2025)

FORMOSA NEWS - Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara (FIB) melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat (FKM) tahun 2025, di sanggar Faomasi Nias, (19/7/2025). Hadir dalam kegiatan tersebut, ketua tim pelaksana PKM FIB USU Drs. Yoe Anto Ginting,M.A, Anggota Tim Pelaksana Sapna Sitopu, S.Pd.,M.Sn serta 5 mahasiswa Etnomusikologi USU Tri handayani Daeli, Michael Jonatan Ginting, M. Riyandi syahputra Listen Indah Duha dan Adiyatma.

Dalam pengabdian kepada masyarakat, Yoe Anto Ginting menjelaskan tentang pentingnya mengenal alat musik tradisional yang diwariskan oleh para pendahulu kita, karena pengetahuan tentang kesenian tradisional merupakan indentitas kita sendiri. Semakin sedikitnya para anak muda Nias yang kurang memahami tentang pembuatan dan cara bermain alat musik Tutu Hao dan Sigu Lewuo, maka pelaksanaan pembuatan dan cara permainan alat musik tersebut di laksanakan di sanggar Faomasi Nias.

Sanggar Seni Faomasi Nias berada di jalan Bunga kenanga No.16, Pasar 7 melintang, Pd. Bulan-Medan. Sanggar  ini bergerak di bidang konservasi dan revitalisasi budaya musik dan tari Nias. Sanggar ini konsisten  mengadakan pelatihan dan pembimbingan terhadap anak muda yang memiliki keinginan dalam belajar musik dan tari Nias. Sanggar ini didirikan oleh Hubari Gulo dengan  tujuan agar muda-mudi Nias yang ada di Kota Medan  tetap mengenal budaya dan tradisi kesenian Nias.

Antusias dan semangat anggota sanggar Faomasi nias terlihat pada pertemuan pertama dengan materi teknik membuat Tutu Hao. Tutu Hao merupakan alat musik pukul dari Nias yang berbahan dasar Bambu. Yang pertama dilakukan adalah memotong bambu menggunakan gergaji, selanjutnya mengupas kulit bambu dan menjadikannya senar untuk Tutu Hao tersebut. Setelah Tutu Hao terbentuk maka proses penyelesaiannya adalah membuat pemukul dari Tutu Hao tersebut.

Pada pertemuan berikutnya, Yoe Anto Ginting dan team PKM USU kembali membimbing anggota sanggar Faomasi Nias dalam membuat Sigu Lewuo. Sigu Lewuo adalah alat musik tiup yang berbahan dasar bambu. Ukuran bambu yang dipilih adalah berukuran kurang lebih 30 cm. Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam membuat Sigu Lewuo adalah teknik memotong bambu, karena bambu yang digunakan adalah bambu yang berukuran kecil dan rentan mengalami retak di ujungnya. Setelah bambu dipotong maka tahap selanjutnya adalah membuat lobang nada dan lobang tiup dari alat musik tersebut. Setelah lobang nada dan lobang tiup sudah terbentuk, maka tahap selanjutnya adalah menghaluskan bambu menggunakan kertas pasir.

Setelah beberapa kali pertemuan, dan alat musik sudah dibuat, maka dilaksanakanlah pelatihan cara bermain Tutu Hao dan Sigu lewuo di sanggar Faomasi Nias. Cara bermain Tutu Hao dan Sigu lewou dibimbing oleh Hubari Gulo dan Yoe Anto Ginting. Setelah selesai berlatih, maka team PKM USU beserta anggota sanggar Faomasi Nias bersama-sama bernyanyi lagu Maena serta di iringi oleh alat musik Tutu Hao dan Sigu lewuo.

Sebagai penutup kegiatan, Ketua pengabdian Drs. Yoe Anto Ginting, M.A memberi edukasi tentang bagaimana cara merawat alat musik yang berbahan dasar bambu sehingga alat musik tersebut dapat awet sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Setelah memberi edukasi tentang perawatan alat musik, maka team PKM USU melaksanakan serah terima alat musik yang sudah dibuat kepada sanggar Faomasi Nias.  




Tidak ada komentar