Subscribe Us

Breaking News

BMKG Waspadai Potensi Tsunami Usai Gempa Magnitudo 8,6 Guncang Rusia

Illustrasi gambar, sumber: Gemini Ai

FORMOSA NEWS - Jakarta, 30 Juli 2025 — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan kewaspadaan terhadap potensi bahaya tsunami di beberapa wilayah Indonesia bagian timur setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,6 mengguncang wilayah Kamchatka, Rusia, pada Rabu pagi. Gempa terjadi pada pukul 07.05 WIB dan berpusat di koordinat 56,06 lintang utara dan 164,06 bujur timur, sekitar 361 kilometer tenggara Ust-Kamchatsk, Rusia, dengan kedalaman 100 kilometer.

Meskipun hasil analisis menunjukkan bahwa gempa tidak menimbulkan ancaman langsung berupa tsunami di wilayah Indonesia, BMKG tetap meminta masyarakat, khususnya yang berada di kawasan pesisir timur Indonesia, untuk meningkatkan kewaspadaan. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyatakan bahwa meskipun tidak ada potensi tsunami besar, masyarakat diminta tidak mengabaikan potensi dampak sekunder dari aktivitas tektonik besar seperti ini.

BMKG menegaskan bahwa Indonesia tetap berada dalam kondisi siaga mengingat potensi teletsunami atau tsunami lintas samudra yang bisa dipicu oleh gempa besar seperti ini, meskipun risikonya dinilai rendah. Gelombang tsunami jenis ini dapat menjalar ke wilayah yang jauh dari pusat gempa dan memerlukan waktu berjam-jam untuk mencapai garis pantai, bergantung pada arah penjalaran energi dan konfigurasi dasar laut. Oleh karena itu, daerah-daerah di timur Indonesia tetap berada dalam pantauan aktif, terutama terkait kemungkinan naiknya permukaan air laut secara mendadak atau tidak biasa.

Lembaga tersebut juga menyatakan bahwa mereka terus memantau data dari sejumlah alat pencatat pasang surut laut atau tide gauge yang tersebar di wilayah Indonesia timur. Hasil pantauan awal menunjukkan belum adanya perubahan signifikan dalam permukaan air laut, namun BMKG akan terus memberikan pembaruan jika terjadi perkembangan baru.

Gempa ini tidak hanya berdampak pada kewaspadaan di Indonesia, tetapi juga memicu gelombang tsunami setinggi 1,3 meter di wilayah Jepang, tepatnya di Pelabuhan Hachinohe, Prefektur Iwate. Badan Meteorologi Jepang (JMA) pun mengeluarkan peringatan tsunami dan memantau dampaknya di pesisir timur negara tersebut. Kejadian ini memperlihatkan bagaimana gempa besar yang terjadi di wilayah lintas Pasifik dapat memberikan efek lanjutan ke negara-negara sekitarnya, termasuk Indonesia.

Dalam pernyataan resminya, BMKG mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya terhadap isu atau informasi yang tidak bersumber dari kanal resmi. Daryono meminta warga hanya mengikuti perkembangan dari situs BMKG, aplikasi Info BMKG, dan kanal komunikasi pemerintah lainnya. Ia juga mengingatkan pentingnya tidak menyebarkan hoaks atau kepanikan yang tidak berdasar, karena hal tersebut justru bisa memperkeruh situasi dan mengganggu ketertiban masyarakat.

Masyarakat yang tinggal di pesisir, khususnya di kawasan Maluku, Papua, Sulawesi Utara, dan sekitarnya, diimbau untuk tetap tenang namun waspada, serta mengikuti instruksi dari aparat setempat jika sewaktu-waktu dibutuhkan evakuasi atau tindakan mitigasi lainnya. Hingga siang hari, belum ada laporan kerusakan, korban, atau gangguan signifikan di wilayah Indonesia terkait dengan gempa yang terjadi di Rusia.

BMKG menyatakan akan terus bekerja sama dengan lembaga-lembaga pemantauan gempa internasional seperti Pacific Tsunami Warning Center (PTWC) dan Japan Meteorological Agency (JMA) untuk memastikan seluruh data yang diterima valid dan sejalan dengan standar sistem peringatan dini tsunami global.

Informasi resmi dari BMKG akan terus diperbarui jika terjadi perkembangan baru terkait gempa maupun potensi dampaknya di Indonesia. Masyarakat diminta tetap mengikuti berita dari media tepercaya dan memperhatikan imbauan yang diberikan oleh pihak berwenang.

Tidak ada komentar