![]() |
Warga Raffah pergi meninggalkan |
FORMOSA NEWS, Gaza - Israel terus menyerang Rafah di Jalur Gaza, Palestina. Serangan itu dilakukan meski dunia mendesak agar Israel dan Hamas melakukan gencatan senjata.
Perang meletus di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Israel mengklaim serangan mereka ke Gaza ditujukan untuk menghancurkan Hamas yang telah melakukan serangan ke wilayah mereka dan menewaskan 1.200 orang serta menyandera ratusan lainnya.
Serangan militer Israel ke Gaza telah menewaskan hampir 35.000 warga Palestina dan menyebabkan lebih dari 70 ribu orang terluka. Jutaan warga Gaza juga menjadi pengungsi dan terancam kelaparan karena akses bantuan yang dibatasi Israel.
Kini, Israel menyerang Rafah yang terletak di selatan Jalur Gaza. Serangan Israel ke Rafah itu ditentang oleh dunia, termasuk sekutunya, Amerika Serikat (AS).
Rafah merupakan lokasi yang menjadi tempat mengungsi jutaan orang di Gaza. Rafah juga menjadi satu-satunya jalur perbatasan dari Mesir untuk mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Uni Eropa Berang
Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, geram dengan sikap Israel. Michel mengatakan perintah Israel agar warga keluar dari Rafah tidak bisa diterima.
"Perintah evakuasi bagi warga sipil yang terjebak di Rafah ke zona tidak aman tidak dapat diterima," tulis Michel di X dilansir AFP, Minggu (12/5/2024).
Michel mengatakan perintah dari Israel itu telah mengabaikan hukuman internasional. Uni Eropa mendesak Israel membatalkan rencana invasi di Rafah.
"Kami menyerukan kepada pemerintah Israel untuk menghormati hukum kemanusiaan internasional dan mendesak untuk tidak melakukan operasi darat di Rafah," katanya.
Uni Eropa mendesak Israel segera mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Michel mengatakan Uni Eropa juga mendesak agar akses bantuan kemanusiaan di Gaza dapat dipermudah.
"Titik-titik persimpangan harus berfungsi sepenuhnya dan memungkinkan bantuan kemanusiaan yang penting dapat tersalurkan di tengah-tengah kelaparan yang mengamuk," ujar Michel.
Biden Desak Gencatan Senjata dan Ancam Setop Kirim Senjata
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan gencatan senjata dalam perang Israel dan Hamas bisa dilakukan secepatnya. Biden menjelaskan gencatan senjata itu bisa terjadi besok jika Hamas membebaskan para sandera.
"Akan ada gencatan senjata besok jika Hamas membebaskan para sandera," kata Biden dalam acara penggalangan dana di Seattle, Amerika Serikat, dilansir AFP.
Biden mengklaim gencatan senjata tergantung Hamas. Proses perdamaian di Gaza, katanya, bisa segera dilakukan jika Hamas telah membebaskan seluruh sanderanya.
"Israel mengatakan itu terserah Hamas, jika mereka ingin melakukannya, kita bisa mengakhirinya besok. Dan gencatan senjata akan dimulai besok," kata Biden.
Pada Rabu (8/5), Biden telah memperingatkan Israel bahwa AS akan menghentikan pasokan peluru artileri jika pasukan Israel menyerang Rafah.
"Jika mereka masuk ke Rafah, saya tidak akan memasok senjata yang telah digunakan, untuk menghadapi kota-kota tersebut," kata Biden dalam wawancara televisi dengan CNN.
"Kami tidak akan memasok senjata dan peluru artileri yang telah digunakan," sambungnya.
Editor : Muti Amanda Chairiyah
Posting Komentar
0Komentar