Ogah Nganggur Lusan S2 Cina Bekerja sebagai Kremator di Pusat Pemakaman

lusius-sinurat
By -
0

FORMOSA NEWS, Jakarta - Di China dikabarkan sedang terjadi krisis pasar kerja. Banyak lulusan universitas ternama dari jenjang S1 hingga S2 yang memilih kerja di luar kompetensi dibanding menganggur. 

Dalam pewartaan South China Morning Post (SCMP) (16/5/2024), baru-baru ini viral di China berita mengenai tingginya pelamar untuk bekerja sebagai kremator di pusat pemakaman di daerah Guangzhou, China Selatan.

Sesuai namanya, pekerjaan tersebut mengharuskan seseorang melakukan kremasi jenazah di krematorium. 

 Biro Urusan Sipil Guangzhou selaku pemberi kerja menyebut posisi itu diharuskan diisi oleh orang yang punya pendidikan tinggi, SIM, dan izin tinggal permanen. 

Selain itu, pekerjaan tersebut mengharuskan mereka bekerja malam hari, serta menyentuh hingga menggerakkan jenazah. 

Gajinya pun tidak terlalu tinggi, tak seperti rumor yang menyebut hingga US$ 1.400 atau Rp22 juta. 

Sekilas memang menyeramkan. Tapi, tak disangka posisi tersebut berhasil menarik perhatian banyak orang.

"Lowongan hanya membuka untuk sedikit orang. Tapi, kami telah menerima banyak CV dari pelamar," kata salah satu pejabat biro. 

Sorotan utama dari sekian banyak pelamar kremator adalah tak sedikit dari mereka yang merupakan lulusan kampus bergengsi. Ada yang lulusan S2 filsafat dari Chinese University of Hong Kong. 

Ada pula lulusan arsitektur dan kimia dari salah satu universitas ternama di Guangzhou.

Fakta ini kemudian membuka banyak mata bahwa situasi dunia kerja di China sedang tidak baik-baik saja. 

SCMP menyebut adanya lulusan S2 yang ingin kerja di krematorium menjadi bukti kurangnya lapangan pekerjaan. Dan ini menjadi masalah serius dan perdebatan publik.

Sebab, berdasarkan data Biro Statistik Nasional yang dihimpun SCMP, diketahui tingkat pengangguran kelompok usia 16-24 tahun naik menjadi 15,3%. 

Sementara, di kelompok usia 25-29 tahun, juga naik menjadi 7,2%. Kemungkinan angka ini akan naik lagi mengingat 12 juta lulusan akan mencari kerja di musim panas tahun 2024. 

Pada akhirnya, mereka memilih pekerjaan di luar kompetensi, dibanding menganggur. 

"Membanjirnya lamaran untuk posisi krematorium telah menghidupkan kembali kekhawatiran mengenai pengangguran," ungkap media tersebut.**

Editor : Muti amanda
Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)