Menaker, "Pengangguran Terjadi karena Mismatch antara Pendidikan dan Pelatihan dengan Kebutuhan Pasar kerja"

lusius-sinurat
By -
0
Petugas melayani para pencari kerja di salah satu stan perusahaan saat Job Fair 2024 di Jakarta, Rabu (8/5/2024). Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO

FORMOSA NEWS, Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, bicara mengenai data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat ada 9,9 juta penduduk Indonesia yang tergolong Gen Z (berusia antara 18-24 tahun) belum memiliki pekerjaan.

Ida mengatakan angka pengangguran ini terbanyak statusnya sedang mencari pekerjaan usai lepas dari masa pendidikan. Namun, mereka tak kunjung mendapatkan pekerjaan.

"Itu biasanya mereka banyak yang pengangguran karena sedang mencari pekerjaan mereka yang lolos sekolah atau lulus kuliah 24 tahun, itu biasanya lulus kuliah S1, kalau 18 itu biasanya lulus SMA," ujar Ida usai rapat bersama Komisi IX DPR di Jakarta, Senin (20/5).

Ida menjelaskan banyaknya anak muda yang belum mendapatkan pekerjaan ini karena tidak cocok (mismatch) antara pendidikan dan pelatihan dengan kebutuhan pasar kerja. 

Hal ini terjadi kepada lulusan SMA/SMK yang menyumbang jumlah tertinggi dalam angka pengangguran usia muda.

"Pengangguran kita ini terbanyak disumbangkan dari lulusan SMK anak-anak lulusan SMA ini karena memang terjadi mismatch. 

Hal ini yang terus didorong oleh pemerintah adalah membangun pendidikan dan pelatihan vokasi yaitu nyambung dengan pasar kerja terjadi link and match pendidikan dan pasar kerja," ujar Ida.

Itu yang terus kita dorong jadi pendidikan dan pelatihan kerja harus berorientasi dengan kebutuhan pasar kerja penyiapannya harus menyiapkan dengan masa kerjanya apa yang dibutuhkan," sambungnya.

Ida menuturkan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia yaitu dengan menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 Tahun 2022

Perpres ini diyakini dapat mengurangi mismatch dengan merevitalisasi pelatihan vokasi, menyambungkan dan menyinkronkan dengan pasar kerja.

"Ini adalah Perpres kolaborasi karena itu menyertakan Kadin yang tahu dunia kerja yang tahu pusat kerja dan teman-teman pengusaha maka harus ada sinergi terus antara pendidikan dan pelatihan dari dunia kerja," tutur Ida.

Pertanyaan untuk bu Menaker, "Mengapa anda terkesan menyalahkan kemendikbud (yang dari dulu memang gak jelas), namun sebaliknya tak, menyebut kegagalan pemerintah dalam hal menciptkan lapangan kerja? 

Membiarkan hal ini, maka Indonesia 2045 tak akan pernah menjadi tahun emas. Mungkin akan didominasi para pengangguran yang merusak ketenangan masyarakat sekitarnya. Tentu, itu bukan emas, tapi....?

Editor : Muti amanda 

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)